Amerika Serikat Bernegosiasi Dengan Hamas untuk Pembebasan Sandera

Amerika Serikat Bernegosiasi Dengan Hamas untuk Pembebasan Sandera

Hamas untuk Pembebasan Sandera – Pada 9 Maret 2025, laporan mengungkapkan bahwa Amerika Serikat tengah bernegosiasi langsung dengan Hamas untuk membebaskan Edan Alexander, satu-satunya warga Amerika yang masih disandera di Gaza. Taher Al-Nono, penasihat politik Hamas, mengonfirmasi pertemuan tersebut berlangsung di Doha. Fokus utama pertemuan adalah pembebasan Alexander, pemuda 21 tahun asal New Jersey.

Peluang Kesepakatan Gencatan Senjata

Adam Boehler, utusan khusus Presiden Trump untuk urusan sandera, menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata dapat tercapai dalam beberapa minggu. Kesepakatan ini mencakup pembebasan sandera yang masih hidup serta pengembalian jenazah yang telah meninggal.

Tantangan dalam Negosiasi

Negosiasi ini menjadi momen bersejarah karena pertama kalinya dalam beberapa dekade Amerika Serikat berhubungan langsung dengan Hamas. Namun, berbagai tantangan muncul, termasuk perbedaan pandangan tentang pemerintahan Gaza pascaperang. Hamas menolak melepaskan kendali dan melucuti senjata, sementara Israel ingin mengontrol perbatasan selatan Gaza dengan Mesir untuk mencegah penyelundupan senjata.

Bernegosiasi Langsung dengan Hamas untuk Pembebasan Sandera

Sebelumnya, negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas mengalami kebuntuan. Mediator Arab menyatakan bahwa kesepakatan tidak mungkin selesai sebelum Presiden Joe Biden meninggalkan jabatannya. Hamas menginginkan gencatan senjata sementara, pembebasan tahanan dari penjara Israel, serta peningkatan bantuan ke Gaza. Namun, Israel menolak beberapa tuntutan tersebut.

Peran Amerika Serikat dalam Mediasi

Pada Oktober 2024, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan bahwa negosiasi gencatan senjata Gaza akan dilanjutkan dalam beberapa hari. Berbicara di Doha bersama Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdelrahman Al Thani, Blinken menegaskan bahwa Washington menolak pengepungan terhadap warga Gaza. Ia juga mengumumkan bantuan kemanusiaan sebesar $135 juta untuk wilayah tersebut.

Pada Januari 2025, Presiden Joe Biden mendesak gencatan senjata segera dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Biden menyoroti pentingnya penghentian perang, pembebasan sandera, dan peningkatan bantuan kemanusiaan. Netanyahu melaporkan kemajuan dalam negosiasi serta mandat yang diberikan kepada delegasi keamanan Israel di Doha.

Dampak Konflik dan Harapan Baru

Meskipun negosiasi terus berjalan, situasi di Gaza tetap sulit. Lebih dari 42.800 orang tewas, mayoritas wanita dan anak-anak, serta lebih dari 100.500 lainnya terluka sejak konflik dimulai pada Oktober 2024. Serangan Israel membuat hampir seluruh penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal, dengan krisis pangan, air bersih, dan obat-obatan yang semakin parah.

Dalam kondisi ini, pernyataan utusan AS bahwa kesepakatan pembebasan sandera dapat tercapai dalam beberapa minggu memberikan harapan baru. Namun, keberhasilan negosiasi bergantung pada kesediaan semua pihak untuk mencapai kompromi demi perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.

AdminASKES