Bentley Tunda Pengenalan Mobil Listrik Hingga 2030: Pendekatan Bertahap Menuju Kendaraan Ramah Lingkungan

Bentley Tunda Pengenalan Mobil Listrik Hingga 2030: Pendekatan Bertahap Menuju Kendaraan Ramah Lingkungan

ptaskes.com – Produsen mobil mewah asal Inggris, Bentley, baru-baru ini mengumumkan keputusan untuk menunda rencana peluncuran dan produksi mobil listrik (Electric Vehicle/EV) hingga tahun 2030. Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam strategi mereka, yang sebelumnya berkomitmen untuk beralih ke kendaraan listrik murni dalam waktu dekat.

Dalam pernyataan resmi, Bentley menjelaskan bahwa mereka akan mengambil pendekatan yang lebih bertahap, memilih untuk fokus pada teknologi hybrid sebagai transisi sebelum sepenuhnya mengadopsi kendaraan listrik. Hal ini dilakukan setelah manajemen menyadari bahwa pelanggan di pasar kelas atas masih memiliki kecenderungan kuat untuk memilih kendaraan dengan mesin pembakaran internal, sebuah fakta yang diungkap oleh Frank-Steffen Walliser, pemimpin baru Bentley dan mantan eksekutif Porsche.

Walliser, yang memiliki pengalaman 29 tahun di industri otomotif, termasuk sebagai dalang di balik hypercar hybrid 918 Spyder, menekankan bahwa realitas pasar menunjukkan bahwa banyak konsumen mobil mewah masih menolak sepenuhnya untuk beralih ke kendaraan listrik. “Apa yang kita lihat di pasar mewah saat ini adalah orang-orang yang lebih suka mempertahankan mesin pembakaran,” ungkapnya. “Mereka menganggap mobil mewah harus memiliki karakteristik mesin tersebut.”

Sebagai respons terhadap perubahan pandangan ini, Bentley tidak akan sekadar menghadirkan versi listrik dari model yang ada. Sebaliknya, mereka memilih untuk memfokuskan sumber daya dan pengembangan pada teknologi hybrid dan plug-in hybrid, yang dianggap lebih sesuai dengan preferensi konsumen saat ini.

Walliser juga mengusulkan bahwa bahan bakar elektronik berkelanjutan dapat menjadi solusi alternatif yang layak. Contohnya, Porsche telah mulai memproduksi bahan bakar sintetik dalam skala besar di fasilitas mereka di Chili. Ini menunjukkan potensi penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dalam mobilitas di masa depan.

“Mobil hybrid bukan hanya teknologi penghubung sementara. Ini adalah solusi yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan tanpa mengorbankan performa dan kemewahan yang mereka harapkan dari sebuah kendaraan Bentley,” jelasnya. Walliser menekankan pentingnya mengurangi jejak karbon dioksida (CO2) dan percaya bahwa dengan penerapan bahan bakar sintetis, mereka dapat secara efektif menurunkan emisi CO2 tanpa menambah beban pada lingkungan.

Dengan fokus yang baru ini, Bentley berencana untuk tetap relevan di pasar mobil mewah yang semakin berfokus pada keberlanjutan, sambil tetap menjaga identitas merek mereka yang dikenal dengan desain dan performa yang khas. Strategi ini menunjukkan bahwa Bentley berkomitmen untuk beradaptasi dengan perubahan, meskipun proses transisinya akan lebih lambat dibandingkan dengan beberapa produsen mobil lainnya.

AdminASKES