Georgia Mengangkat Mantan Pemain Sepak Bola Sebagai Presiden Baru

Perjalanan Karier Sepak Bola
Kavelashvili memulai karier sepak bolanya di klub Dinamo Tbilisi sebelum pindah ke Manchester City pada musim 1995-1996. Ia dikenal karena gol debutnya yang ikonik melawan Manchester United. Setelah meninggalkan City, Kavelashvili bermain di berbagai klub, termasuk Grasshoppers di Swiss, di mana ia memenangkan Swiss Super League, sebelum pensiun pada tahun 2006.
Transisi ke Dunia Politik
Setelah pensiun dari sepak bola, Kavelashvili terjun ke dunia politik. Ia bergabung dengan partai Georgian Dream pada tahun 2016 dan terpilih sebagai anggota parlemen. Pada tahun 2022, ia mendirikan partai People’s Power, yang bersekutu dengan Georgian Dream, dengan tujuan menentang intervensi Barat di Georgia.
Pemilihan Presiden yang Kontroversial
Pemilihan presiden Georgia pada Oktober 2024 berlangsung penuh kontroversi.
Reaksi Masyarakat dan Komunitas Internasional
Terpilihnya Kavelashvili memicu protes besar di ibu kota Tbilisi. Ribuan warga turun ke jalan menentang keputusan tersebut, membawa bendera Uni Eropa dan simbol perlawanan lainnya. Mereka menilai pemilihan tersebut sebagai pengkhianatan terhadap cita-cita integrasi Georgia dengan Barat. Presiden petahana, Salome Zourabichvili, yang pro-Barat, menyebut pemilihan Kavelashvili sebagai “lelucon terhadap demokrasi” dan menolak hasilnya.
Implikasi Terhadap Hubungan Internasional
Kavelashvili dikenal atas pandangan anti-Barat dan pro-Rusianya. Ia pernah menuduh badan intelijen Barat berusaha mendorong Georgia untuk melawan Rusia.
Tantangan Demokrasi dan Masa Depan Georgia
Georgia menghadapi tantangan besar dalam menjaga integritas demokrasi dan hubungan internasionalnya. Polarisasi politik yang meningkat dan ketegangan antara pemerintah dan oposisi dapat mempengaruhi stabilitas negara. Masyarakat Georgia berharap pemimpin baru dapat mengatasi perpecahan internal dan menjaga hubungan baik dengan mitra internasional, sambil mempertahankan kedaulatan dan identitas nasional.