Polisi Amankan Santri Nganjuk Pelaku Bullying Teman Sekamar
ptaskes.com – Pada hari Senin, 16 Desember 2024, polisi di Nganjuk berhasil mengamankan seorang santri yang diduga melakukan tindakan bullying terhadap teman sekamarnya. Kejadian ini menimbulkan keprihatinan di masyarakat dan menjadi perhatian serius dari pihak berwenang serta lembaga pendidikan.
Kejadian bullying ini terjadi di sebuah pondok pesantren di Nganjuk. Korban, yang berinisial A (15), mengalami tindakan intimidasi dan kekerasan fisik dari pelaku, yang berinisial B (16), selama beberapa waktu. Aksi bullying ini dilakukan di dalam kamar mereka dan sering kali terjadi saat malam hari ketika aktivitas pondok pesantren sudah sepi.
Korban A mengalami berbagai bentuk kekerasan, mulai dari ejekan, ancaman, hingga kekerasan fisik seperti pemukulan dan penendangan. Aksi ini membuat A merasa tertekan dan trauma, sehingga dia memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang.
Setelah menerima laporan dari korban dan pihak keluarga, polisi segera melakukan penyelidikan dan mengamankan pelaku B. Dalam pemeriksaan awal, B mengakui perbuatannya dan menyatakan bahwa tindakan tersebut dilakukan karena dorongan emosi dan tekanan dari lingkungan sekitar.
Kapolres Nganjuk, AKBP Handono Subiakto, mengatakan bahwa pihaknya akan menangani kasus ini dengan serius dan sesuai dengan hukum yang berlaku. “Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut dan memastikan bahwa korban mendapatkan perlindungan serta pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal,” ujar Handono.
Korban A mengalami dampak psikologis yang cukup serius akibat tindakan bullying tersebut. Dia mengalami trauma, sulit tidur, dan merasa tidak aman di lingkungan pondok pesantren. Pihak keluarga dan psikolog yang menangani A menyarankan agar dia mendapatkan perawatan intensif dan dukungan dari lingkungan sekitar.
“Korban membutuhkan perawatan dan dukungan yang intensif untuk mengatasi trauma yang dialaminya. Kami berharap pihak pondok pesantren dan masyarakat dapat memberikan dukungan yang positif kepada korban,” kata psikolog yang menangani A.
Pihak pondok pesantren menyatakan keprihatinannya atas kejadian ini dan berjanji akan Medusa88 login melakukan evaluasi serta tindakan preventif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. “Kami sangat menyesal atas kejadian ini dan berkomitmen untuk memperbaiki sistem pengawasan serta memberikan pendidikan karakter yang lebih baik kepada para santri,” ujar pengurus pondok pesantren.
Kejadian bullying di Nganjuk ini menunjukkan betapa pentingnya peran pendidikan karakter dan pengawasan yang ketat di lingkungan pendidikan. Polisi, pihak berwenang, dan lembaga pendidikan harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua siswa dan santri mendapatkan perlindungan dan pendidikan yang aman serta kondusif.